Contoh Karya Tulis Ilmiah hasil penelitian Pembuatan Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Lokal Non Benda
Karya Tulis Ilmiah
Pembuatan
tas jinjing dengan inspirasi tarian khas suku dayak
Disusun
oleh :
-
Adira Fadillah Irawan
-
Alya Fariha
-
Erma Annisa Dzakirah
-
M.Fathur Rachman
-
Nurlent Esiqi
X MIPA 4
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10
SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2017/2018
Kata pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji
serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami
sebagai penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan
hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan
nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini yang merupakan tugas mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Kami
sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu guru pengajar mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan, Mustamiroh, S.Pd.,M.Pd dan semua pihak yang turut
membantu proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kami
sebagai penulis menyadari dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih begitu banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan
dikemudian hari.
Demikian
semoga karya tulis ilmiah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri. Amin.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Samarinda, Oktober 2017
Penulis
Adira
F.I Alya F Erma A.D M.Fathur.R
Nurlent Esiqi
Daftar Isi
Cover
Karya Tulis Ilmiah
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
Bab
I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
Bab
II Kajian Pustaka
2.1
Pengertian kewirausahaan
2.2
Hakekat Kewirausahaan
2.3
Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan
2.4
Pengertian Kebudayaan
2.5
Macam – Macam Kebudayaan
Bab
III Metodologi Penelitian
3.1
Tempat dan Waktu Pembuatan Produk
3.2
Metode Penelitian
3.3
Prosedur Pembuatan Produk
3.4
Biaya Pembuatan Produk
Bab
IV Hasil dan Pembahasan
4.1
Gambaran Umum Produk
4.2
Langkah – Langkah Pembuatan Produk
4.3
Pembahasan
Bab
V Penutup
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
Daftar
Pustaka dan Lampiran - Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kewirausahaan
(Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa
visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.
Wirausaha secara
historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer,
di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis
sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan
sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen
usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas
pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan
mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,
persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku
sebagai manusia unggul.
Indonesia memiliki
banyak sekali kebudayaan yang tidak ternilai harganya. Dari sabang sampai
merauke terdapat budaya yang berbeda – beda, Mulai dari kebudayaan yang
bersifat benda seperti rumah adat, alat musik, senjata tradisional,dll. Dan
terdapat juga kebudayaan yang bersifat non benda seperti upacara adat, tarian
daerah, cerita rakyat,dll. Setiap kebudayaan tersebut dapat dijadikan inspirasi
dalam pembuatan kerajinan yang dapat menghasilkan keuntungan.
Pada pembuatan
kerajinan yang kami lakukan, kami membuat tas gendong dan menggunakan tarian
khas suku dayak sebagai inspirasinya.
B.
Rumusan Masalah
-
Apa bahan – bahan yang digunakan dalam
kerajinan inspirasi budaya lokal non benda kalimantan timur kami?
-
Apa Kegunaan dari kerajinan yang kami
buat?
C. Tujuan
Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah :
-
Mengolah potensi sumber daya apa saja
menjadi inspirasi dalam pembuatan karya yang bernilai jual tinggi.
D. Manfaat
Manfaat
dilakukannya penelitian ini adalah :
Bagi
Pelajar :
-
Membantu pelajar dalam pembuatan karya
dengan memanfaatkan potensi sumber daya daerah sebagai inspirasi.
-
Membantu pelajar untuk menciptakan karya
yang bernilai jual yang tinggi dengan memanfaatkan potensi daerah lokal.
-
Mengasah kreativitas pelajar dalam
berwirausaha karena karya tersebut memiliki nilai jual.
Bagi
Guru :
-
Membantu guru dalam membimbing pelajar
dalam pembuatan karya
-
Sebagai referensi guru dalam proses
belajar mengajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kewirausahaan
Berasal dari kata
enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun
orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha
sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan,
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski
demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda .
Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu
terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan
wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih
dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan
padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan
wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani,
teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri;
swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas
kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira
berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha
adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan
menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih
kesuksesan.
Berdasarkan
makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang
gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat
lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan
atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani unuk mengambil resiko. Ia juga memiliki
leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan.
Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian
lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain
dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima
balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.
Kewirausahaan
memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada
masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi
inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi
risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose
(1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan
menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.
Menurut Dan
Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha
baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah
suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak
seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu
berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan
dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif
dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri,
dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif.
B. Hakekat Kewirausahaan
Dari beberapa
konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut (
Suryana,2003 : 13), yaitu :
1.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak,
tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different) (Drucker, 1959).
3.
Kewirausahaan adalah suatu proses
penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha
(venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5.
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative)
yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan
nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru
dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat
diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan
baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang
lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara
baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
C. Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan
Ciri-ciri
seorang wirausahaan adalah:
-
Percaya diri
-
Berorientasikan tugas dan hasil
-
Pengambil risiko
-
Kepemimpinan
-
Keorisinilan
-
Berorientasi ke masa depan
-
Jujur dan tekun
Menurut Munawir Yusuf (1999)
Ciri kewirausahaan yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.
Ciri kewirausahaan yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.
Ciri
dan Kemampuan Wirausahaan Tangguh:
-
Berpikir dan bertindak strategik, adaptif
terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang
mengandung resiko agak besar dan dalam
mengatasi masalah.
mengatasi masalah.
-
Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan
melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan.
-
Berusaha mengenal dan mengendalikan
kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan
dengan sistem pengendalian intern.
-
Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan
ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja
serta pemupukan permodalan.
Ciri-ciri
seorang wirausahaan adalah:
-
Memiliki sifat keyakinan, kemandirian,
individualitas, optimisme.
-
Selalu berusaha untuk berprestasi,
berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang
kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
-
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan
suka pada tantangan.
-
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat
bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
-
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi,
fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
-
Memiliki persepsi dan cara pandang yang
berorientasi pada masa depan.
-
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama
dengan kerja keras.
Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas
W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
-
Memiliki rasa tanggung jawab atas
usaha-usaha yang dilakukannya.
-
Lebih memilih risiko yang moderat.
-
Percaya akan kemampuan dirinya untuk
berhasil
-
Selalu menghendaki umpan balik yang segera
-
Berorientasi ke masa depan, perspektif,
dan berwawasan jauh ke depan
-
Memiliki semangat kerja dan kerja keras
untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
-
Memiliki ketrampilan dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
-
Selalu menilai prestasi dengan uang.
D. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan
berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian
menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal
yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan
atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil
dari akal dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan = cultuur
(bahasa belanda) = culture (bahasa inggris) = tsaqafah (bahasa arab), berasal
dari perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan
dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin
ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama
(Koentjaraningrat, 1980:195).
Kebudayaan terdiri
atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang
diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di
dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas
tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.
Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat
diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut
pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984:21).
1.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di
dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2.
Koentjaraningrat
Mengatakan bahwa kebudayaan berarti
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar
serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
3.
A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn (1952:34)
Dalam bukunyan Culture, a critical
review of concepts and definitions mengatakan bahwa kebudayaan adalah
manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
4.
Malinowski
Malinowski menyebutkan bahwa
kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia.
Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna
memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang
berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti
lembaga kemasyarakatan.
5.
E.B Taylor (1873:30)
dalam bukunya
Primitive Culture kebudayaan adalah
suatu satu kesatuan atau jalinan
kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum,
adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
E. Macam – Macam Kebudayaan
a. Kebudayaan Benda / Material
yaitu Kebudayaan yang berdasarkan
atas hasil karya dalam bentuk material konkrit / benda nyata.
Contoh tradisional : Rumah adat,
pakaian suku, kerajinan tangan etnis, dan sebagainya.
Contoh kebudayaan benda modern :
robot, handphone, senapan, dan lainnya
b. Kebudayaan Non Benda / Tak Benda
adalah kebudayaan yang mengacu pada
hasil hasil karya bersifat abstract, bukan berupa benda, diantaranya banyak
yang di turunkan antar generasi.
Misalnya :
-
Tari tarian tradisional, seni pertunjukan
dan panggung, ondel ondel, wayang
-
lagu daerah, musik angklung
-
puisi, pantun, bahasa, isyarat kentongan
tanda bahaya
-
cerita rakyat, dongeng, mitos, simbol /
lambang tertentu
-
upacara adat, ritual, festival daerah,
tradisi
-
Teknik / kecakapan / keahlian khusus,
-
seperti teknik melukis, batik tulis,
keahlian menempa keris
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu pembuatan produk
Kegiatan
|
Tempat
|
Waktu
|
Pengumpulan
bahan
|
Toko
Piala Baru
|
Kamis,
12-10-2017;jam 4.00 PM
|
Pembuatan
karya
|
Asrama
SMAN 10 SAMARINDA
|
Jumat,
13-10-2017;jam 4.00 PM
|
Finishing
|
Kelas
X MIPA 4 SMAN 10 SAMARINDA
|
Sabtu,
14-10-2017;jam 7.00 AM
|
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami lakukan adalah
:
-
Penelitian Survey
Metode ini adalah metode yang tujuan
utamanya mengumpulkan informasi tentang variabel kelompok objek. Kami melakukan
penelitian dengan mempertimbangkan benda seperti apa yang sedang trending dikalangan anak muda. Dalam
hasil penelitian kami, kami menemukan bahwa tas jinjing merupakan tas yang
diminati oleh kalangan muda. Tidak hanya kalangan muda yang meminatinya, namun
dari kalangan semua umur meminatinya. Brand
ternama seperti gucci merupakan brand yang meciptakan produk
seperti tas jinjing. Dalam hal ini kami ingin menciptakan tas jinjing dengan
menambahkan unsur indonesia kedalamnya. Kami menggunakan inspirasi tarian khas
dayak, dalam tarian tersebut salah satu dari penari menggunakan tameng yang
motifnya sangat menarik. Oleh karna itu kami menggunakan motif tersebut untuk
menjadi khiasan tas jinjing kami.
C. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data
dan informasi yang kami lakukan adalah dengan browsing internet. Dengan membuka
sumber – sumber yang terpercaya untuk mencari informasi mengenai produk yang multifungsional,
yaitu produk yang tak hanya memenuhi fungsi estetika melainkan juga memenuhi
fungsi terapan. Sedangkan untuk inpirasi kami menggunakan motif tameng pada
tarian khas suku dayak dengan menonton videonya di youtube. Data dan informasi
yang sudah terkumpul kemudian didiskusikan.
D. Prosedur Pembuatan Produk
Pada produk
tersebut kami menggunakan prosedur menggunting dan mengelem bahan-bahan yang
ada.Pada langkah pertama kami menggunting kardus menjadi tiga bagian lalu,kami
rekatkan menggunakan lem fox. Kemudian,kami memotong kain batik dan kain Dormil
sesuai dengan ukuran kardus lalu kami rekatkan lagi dengan lem fox. Kain dormil
digunakan untuk melapisi bagian dalam tas tersebut. Sedangkan kain batik digunakan pada bagian luar tas
tersebut. Lalu, kami juga menggunakan kain flanel untuk bagian samping dan tali
untuk menggenggam tas tersebut prosedurnya pun juga sama dengan kain-kain yang
lain yaitu dipotong dan direkatkan dengan lem perbedannya adalah kain batik dan
dormil yang digunakan pada tas tersebut direkatkan dengan lem fox. Untuk kain
flanel kami merekatkannya dengan lem tembak karena kain flanel tidak bisa
direkatkan menggunakan lem fox.
E. Biaya Pembuatan Produk
Nama Barang
|
Banyak Barang
|
Harga (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Kain
batik
|
1
Meter
|
25.000
|
25.000
|
Kain
darmil
|
1
Meter
|
13.000
|
13.000
|
Flanel
|
1
Buah
|
12.000
|
12.000
|
Benang
|
2
Buah
|
2.000
|
4.000
|
Total
|
54.000
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum produk
Kami menciptakan produk yaitu tas jinjing yang yang
digunakan untuk membantu manusia dalam membawa barang dalam jumlah banyak
dengan memasukkan barang tersebut ke dalam tas. Lalu tali dari tas jinjing
digenggam ( tangan kanan / kiri / keduaanya ). Tas jinjing ini berdimensi 29,5
cm x 6 cm x 20,5 cm dan dapat menahan bobot sampai 1,2 kg. Sebagai kerangka
kami menggunakan kardus karna memiliki kesan kaku sehingga tas tidak mudah
rusak karna terlipat. Dibagian luar kardus kami menggunakan kain batik bermotif
tameng dayak kalimantan berwarna biru tosca yang merupakan inspirasi kami.
Dibagian dalam kardus kami menutupinya dengan kain dormil berwarna putih untuk
mempercantik bagian dalam. Untuk menutupi bagian samping kami menggukan kain
flanel berwarna biru tosca.
B. Langkah – Langkah Pembuatan Produk
1. Siapkan
bahan – bahan yang diperlukan :
-
Kardus
-
Kain batik berwarna biru tosca
-
Kain dormil berwarna putih
-
Kain flanel berwarna biru tosca
-
Kunting
-
Lem tembak
-
Penggaris
-
Lem Fox
2. Potong
Kardus menjadi 3 bagian untuk membuat kerangka ( 2 Kardus ukuran 29.5 cm x 20.5
cm dan 1 kardu ukuran 29.5 cm x 6 cm )
3. Lem
bagian luar ketiga kardus
4. Tempelkan
kain batik dan disesuaikan dengan besar kardus dengan cara digunting
5. Lem
bagian dalam Kardus dan lapisi dengan kain dormil
6. Potong
kain flanel menyesuaikan dengan kardus untuk menutup bagian samping
7. Tempelkan
kain flanel dengan kardus menggunakan lem
8. Gunting
kain flanel yang tersisa dengan ukuran 50 cm x 2.5 cm
9.
Lem kedua ujung kain flanel yang sudah
terpotong tadi dibagian atas karton yang berukuran 29.5 cm x 20.5 cm
C. Pembahasan
Pada tas jinjing
yang kami buat, kami menggunakan bahan – bahan yang murah dan mudah didapatkan.
Disini kami mencoba untuk membuat karya yang menghasilkan keuntungan yang
sebesar – besarnya dengan modal yang sekecil – kecilnya. Kegunaan dari tas
jinjing ini untuk membawa barang bawaan yang sekiranya merepotkan jika dipegang
oleh tangan, Seperti Hp, dompet, bahkan laptop. Tas ini dapat menahan berat
mencapai 1,2 kg.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Kinerja
kelompok dalam melaksanakan tugasnya dapat dikatakan cukup bagus karna kami
saling membantu dalam mengerjakan tugas.
2. Efisiensi
dalam mengerjakan tugas tersebut berada dalam taraf baik. Dilihat dari
indikator waktu yang digunakan dalam pembuatan barang tersebut. Dilihat dari
indikator biaya yang dipakai masih tergolong rendah dibanding kebutuhan
sehari-hari.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian,
maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut :
1. Untuk
meningkatkan kerjasama antar anggota yang ada sekarang disesuaikan berdasarkan
tuntutan tugas yang sudah dibagi antar kelompok.
2. Prosedur
kerja harus disempurnakan agar dapat tercipta kerjasama antar anggota guna
mencapai efisiensi dan keefektifan yang lebih baik.
3. Saling
pengertian sesama anggota dan respon cepat (fast
respon) akan informasi agar menghindari adanya kesalahpahaman (misunderstanding) sesama anggota yang
akan menghambat pembuatan karya.








2017.Pengertian Kewirausahaan. diambil dari
http:// www.bisnis-pengertianKewirausahaan.com.
Pada tanggal 10 Oktober 2017.
2017. Ciri-ciri Kewirausahaan
Unggul/Berhasil. diambil dari http://ciri-cirikewirausahaanunggul_berhasil.com.
Pada tanggal 10 Oktober 2017.
2017. Karakteristik Kewirausahaan. diambil
dari http://karakteristik-wirausahaan.com.
Pada tanggal 10 Oktober 2017.
2017.Pengertian Kebudayaan. Diambil dari http://jimmyprianto.blogspot.com.
Pada tanggal 10 Oktober 2017.
Komentar
Posting Komentar