Contoh Karya Tulis Ilmiah hasil penelitian Pembuatan Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Lokal Non Benda

Karya Tulis Ilmiah


Pembuatan tas jinjing dengan inspirasi tarian khas suku dayak

Disusun oleh :
-          Adira Fadillah Irawan
-          Alya Fariha
-          Erma Annisa Dzakirah
-          M.Fathur Rachman
-          Nurlent Esiqi
X MIPA 4

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2017/2018


Kata pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami sebagai penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
           Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan tugas mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu guru pengajar mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, Mustamiroh, S.Pd.,M.Pd dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
         Kami sebagai penulis menyadari dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
         Demikian semoga karya tulis ilmiah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.
Sekian dan terima kasih. 
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Samarinda, Oktober 2017
Penulis


Adira F.I         Alya F            Erma A.D          M.Fathur.R             Nurlent Esiqi

Daftar Isi

Cover Karya Tulis Ilmiah
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bab II Kajian Pustaka
2.1 Pengertian kewirausahaan
2.2 Hakekat Kewirausahaan
2.3 Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan
2.4 Pengertian Kebudayaan
2.5 Macam – Macam Kebudayaan
Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan Produk
3.2 Metode Penelitian
3.3 Prosedur Pembuatan Produk
3.4 Biaya Pembuatan Produk
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Gambaran Umum Produk
4.2 Langkah – Langkah Pembuatan Produk
4.3 Pembahasan
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka dan Lampiran - Lampiran




BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang tidak ternilai harganya. Dari sabang sampai merauke terdapat budaya yang berbeda – beda, Mulai dari kebudayaan yang bersifat benda seperti rumah adat, alat musik, senjata tradisional,dll. Dan terdapat juga kebudayaan yang bersifat non benda seperti upacara adat, tarian daerah, cerita rakyat,dll. Setiap kebudayaan tersebut dapat dijadikan inspirasi dalam pembuatan kerajinan yang dapat menghasilkan keuntungan.
Pada pembuatan kerajinan yang kami lakukan, kami membuat tas gendong dan menggunakan tarian khas suku dayak sebagai inspirasinya.
B.    Rumusan Masalah
-          Apa bahan – bahan yang digunakan dalam kerajinan inspirasi budaya lokal non benda kalimantan timur kami?
-          Apa Kegunaan dari kerajinan yang kami buat?
C.    Tujuan
            Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
-          Mengolah potensi sumber daya apa saja menjadi inspirasi dalam pembuatan karya yang bernilai jual tinggi.
D.     Manfaat
            Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :
            Bagi Pelajar :
-          Membantu pelajar dalam pembuatan karya dengan memanfaatkan potensi sumber daya daerah sebagai inspirasi.
-          Membantu pelajar untuk menciptakan karya yang bernilai jual yang tinggi dengan memanfaatkan potensi daerah lokal.
-          Mengasah kreativitas pelajar dalam berwirausaha karena karya tersebut memiliki nilai jual.
Bagi Guru :
-          Membantu guru dalam membimbing pelajar dalam pembuatan karya
-          Sebagai referensi guru dalam proses belajar mengajar.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Pengertian Kewirausahaan
Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda . Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan.
Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani unuk mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
B.     Hakekat Kewirausahaan
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1.              Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.              Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3.              Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.              Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5.              Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.              Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
C.    Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan
Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
-          Percaya diri
-          Berorientasikan tugas dan hasil
-          Pengambil risiko
-          Kepemimpinan
-          Keorisinilan
-          Berorientasi ke masa depan
-          Jujur dan tekun

Menurut Munawir Yusuf (1999)
Ciri kewirausahaan yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.

Ciri dan Kemampuan Wirausahaan Tangguh:
-          Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam
mengatasi masalah.
-          Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan.
-          Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
-          Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.

Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
-          Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
-          Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
-          Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
-          Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
-          Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
-          Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
-          Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
-          Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
-          Lebih memilih risiko yang moderat.
-          Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
-          Selalu menghendaki umpan balik yang segera
-          Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
-          Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
-          Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
-          Selalu menilai prestasi dengan uang.
D.    Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan = cultuur (bahasa belanda) = culture (bahasa inggris) = tsaqafah (bahasa arab), berasal dari perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195).
Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984:21).
1.      Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2.      Koentjaraningrat
Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
3.      A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn (1952:34)
Dalam bukunyan Culture, a critical review of concepts and definitions mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
4.      Malinowski
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.
5.      E.B Taylor (1873:30)
dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah
suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
E.     Macam – Macam Kebudayaan
a. Kebudayaan Benda / Material
yaitu Kebudayaan yang berdasarkan atas hasil karya dalam bentuk material konkrit / benda nyata.
Contoh tradisional : Rumah adat, pakaian suku, kerajinan tangan etnis, dan sebagainya.
Contoh kebudayaan benda modern : robot, handphone, senapan, dan lainnya
            b. Kebudayaan Non Benda / Tak Benda
adalah kebudayaan yang mengacu pada hasil hasil karya bersifat abstract, bukan berupa benda, diantaranya banyak yang di turunkan antar generasi.
Misalnya :
-          Tari tarian tradisional, seni pertunjukan dan panggung, ondel ondel, wayang
-          lagu daerah, musik angklung
-          puisi, pantun, bahasa, isyarat kentongan tanda bahaya
-          cerita rakyat, dongeng, mitos, simbol / lambang tertentu
-          upacara adat, ritual, festival daerah, tradisi
-          Teknik / kecakapan / keahlian khusus,
-          seperti teknik melukis, batik tulis, keahlian menempa keris





           







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Tempat dan Waktu pembuatan produk

Kegiatan
Tempat
Waktu
Pengumpulan bahan
Toko Piala Baru
Kamis, 12-10-2017;jam 4.00 PM
Pembuatan karya
Asrama SMAN 10 SAMARINDA
Jumat, 13-10-2017;jam 4.00 PM
Finishing
Kelas X MIPA 4 SMAN 10 SAMARINDA
Sabtu, 14-10-2017;jam 7.00 AM

B.     Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami lakukan adalah :
-          Penelitian Survey
Metode ini adalah metode yang tujuan utamanya mengumpulkan informasi tentang variabel kelompok objek. Kami melakukan penelitian dengan mempertimbangkan benda seperti apa yang sedang trending dikalangan anak muda. Dalam hasil penelitian kami, kami menemukan bahwa tas jinjing merupakan tas yang diminati oleh kalangan muda. Tidak hanya kalangan muda yang meminatinya, namun dari kalangan semua umur meminatinya. Brand ternama seperti gucci  merupakan brand yang meciptakan produk seperti tas jinjing. Dalam hal ini kami ingin menciptakan tas jinjing dengan menambahkan unsur indonesia kedalamnya. Kami menggunakan inspirasi tarian khas dayak, dalam tarian tersebut salah satu dari penari menggunakan tameng yang motifnya sangat menarik. Oleh karna itu kami menggunakan motif tersebut untuk menjadi khiasan tas jinjing kami.
C.    Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data dan informasi yang kami lakukan adalah dengan browsing internet. Dengan membuka sumber – sumber yang terpercaya untuk mencari informasi mengenai produk yang multifungsional, yaitu produk yang tak hanya memenuhi fungsi estetika melainkan juga memenuhi fungsi terapan. Sedangkan untuk inpirasi kami menggunakan motif tameng pada tarian khas suku dayak dengan menonton videonya di youtube. Data dan informasi yang sudah terkumpul kemudian didiskusikan.
D.    Prosedur Pembuatan Produk
Pada  produk tersebut kami menggunakan prosedur menggunting dan mengelem bahan-bahan yang ada.Pada langkah pertama kami menggunting kardus menjadi tiga bagian lalu,kami rekatkan menggunakan lem fox. Kemudian,kami memotong kain batik dan kain Dormil sesuai dengan ukuran kardus lalu kami rekatkan lagi dengan lem fox. Kain dormil digunakan untuk melapisi bagian dalam tas tersebut. Sedangkan  kain batik digunakan pada bagian luar tas tersebut. Lalu, kami juga menggunakan kain flanel untuk bagian samping dan tali untuk menggenggam tas tersebut prosedurnya pun juga sama dengan kain-kain yang lain yaitu dipotong dan direkatkan dengan lem perbedannya adalah kain batik dan dormil yang digunakan pada tas tersebut direkatkan dengan lem fox. Untuk kain flanel kami merekatkannya dengan lem tembak karena kain flanel tidak bisa direkatkan menggunakan lem fox. 

E.     Biaya Pembuatan Produk
Nama Barang
Banyak Barang
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Kain batik
1 Meter
25.000
25.000
Kain darmil
1 Meter
13.000
13.000
Flanel
1 Buah
12.000
12.000
Benang
2 Buah
2.000
4.000
Total
54.000




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Gambaran umum produk
Kami menciptakan produk yaitu tas jinjing yang yang digunakan untuk membantu manusia dalam membawa barang dalam jumlah banyak dengan memasukkan barang tersebut ke dalam tas. Lalu tali dari tas jinjing digenggam ( tangan kanan / kiri / keduaanya ). Tas jinjing ini berdimensi 29,5 cm x 6 cm x 20,5 cm dan dapat menahan bobot sampai 1,2 kg. Sebagai kerangka kami menggunakan kardus karna memiliki kesan kaku sehingga tas tidak mudah rusak karna terlipat. Dibagian luar kardus kami menggunakan kain batik bermotif tameng dayak kalimantan berwarna biru tosca yang merupakan inspirasi kami. Dibagian dalam kardus kami menutupinya dengan kain dormil berwarna putih untuk mempercantik bagian dalam. Untuk menutupi bagian samping kami menggukan kain flanel berwarna biru tosca.
B.     Langkah – Langkah Pembuatan Produk
1.      Siapkan bahan – bahan yang diperlukan :
-          Kardus
-          Kain batik berwarna biru tosca
-          Kain dormil berwarna putih
-          Kain flanel berwarna biru tosca
-          Kunting
-          Lem tembak
-          Penggaris
-          Lem Fox
2.      Potong Kardus menjadi 3 bagian untuk membuat kerangka ( 2 Kardus ukuran 29.5 cm x 20.5 cm dan 1 kardu ukuran 29.5 cm x 6 cm )
3.      Lem bagian luar ketiga kardus
4.      Tempelkan kain batik dan disesuaikan dengan besar kardus dengan cara digunting
5.      Lem bagian dalam Kardus dan lapisi dengan kain dormil
6.      Potong kain flanel menyesuaikan dengan kardus untuk menutup bagian samping
7.      Tempelkan kain flanel dengan kardus menggunakan lem
8.      Gunting kain flanel yang tersisa dengan ukuran 50 cm x 2.5 cm
9.      Lem kedua ujung kain flanel yang sudah terpotong tadi dibagian atas karton yang berukuran 29.5 cm x 20.5 cm 


C.    Pembahasan
Pada tas jinjing yang kami buat, kami menggunakan bahan – bahan yang murah dan mudah didapatkan. Disini kami mencoba untuk membuat karya yang menghasilkan keuntungan yang sebesar – besarnya dengan modal yang sekecil – kecilnya. Kegunaan dari tas jinjing ini untuk membawa barang bawaan yang sekiranya merepotkan jika dipegang oleh tangan, Seperti Hp, dompet, bahkan laptop. Tas ini dapat menahan berat mencapai 1,2 kg.
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Kinerja kelompok dalam melaksanakan tugasnya dapat dikatakan cukup bagus karna kami saling membantu dalam mengerjakan tugas.
2.      Efisiensi dalam mengerjakan tugas tersebut berada dalam taraf baik. Dilihat dari indikator waktu yang digunakan dalam pembuatan barang tersebut. Dilihat dari indikator biaya yang dipakai masih tergolong rendah dibanding kebutuhan sehari-hari.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut :
1.      Untuk meningkatkan kerjasama antar anggota yang ada sekarang disesuaikan berdasarkan tuntutan tugas yang sudah dibagi antar kelompok.
2.      Prosedur kerja harus disempurnakan agar dapat tercipta kerjasama antar anggota guna mencapai efisiensi dan keefektifan yang lebih baik.
3.      Saling pengertian sesama anggota dan respon cepat (fast respon) akan informasi agar menghindari adanya kesalahpahaman (misunderstanding) sesama anggota yang akan menghambat pembuatan karya.




Text Box: Pengumpulan Bahan - bahanText Box: Pengguntingan KardusDAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN - LAMPIRAN





Text Box: Pengeleman Kardus
Text Box: Pengguntingan dan penempelan kain batik ke kadus











Text Box: Pengguntingan kain flanel dan kain dormilText Box: Penempelan kain flanel dan kain dormil ke kardus
Text Box: Penempelan kain flanel untuk digenggam
Text Box: Hasil akhir, Tas jinjing ini bahkan dapat menahan notebook asus E202S yang memiliki berat 1.2 kg
2017.Pengertian Kewirausahaan. diambil dari http:// www.bisnis-pengertianKewirausahaan.com. Pada tanggal 10 Oktober 2017.
2017. Ciri-ciri Kewirausahaan Unggul/Berhasil. diambil dari http://ciri-cirikewirausahaanunggul_berhasil.com. Pada tanggal 10 Oktober 2017.
2017. Karakteristik Kewirausahaan. diambil dari http://karakteristik-wirausahaan.com. Pada tanggal 10 Oktober 2017.
2017. Kewirausahaan. diambil dari http://kewirausahaan-kang_amin.com. Pada 10 Oktober 2017.
2017. Kewirausahaan. diambil dari http://wikipedia.com. Pada tanggal 10 Oktober 2017.
2017.Pengertian Kebudayaan. Diambil dari http://jimmyprianto.blogspot.com. Pada tanggal 10 Oktober 2017.

2017. Kerajinan Non Benda. Diambil dari http://www.bintangtop.com. Pada tanggal 10 Oktober 2017.

Komentar

Postingan Populer